Aku berjalan menelusuri lorong sekolahku. Banyak yang berbisik-bisik saat aku melewati mereka. Tak terkecuali shilla. Ya, shilla yang selalu membenciku. Mungkin shilla membenciku karena 3 tahun yang lalu, katanya aku sering merebut kebahagiaan dia.
"dasar kamu cewek gembel, masih aja sekolah disini!" tutur shilla.
Aku sering mendapat cemooh seperti itu, dan satu lagi aku sering banget diganggu. Aku pernah dikurung di kamar mandi sampai aku pingsan. Mereka juga pernah mengurung aku di gudang yang gelap, padahal mereka tau kalau aku phobia gelap. Aku juga pernah didorong sampai tangan dan mulutku berdarah. Aku nggak tau kenapa mereka membenciku. Tak ada satupun yang mau bersahabat denganku. Dulu aku punya sahabat, rio namanya. Dia meninggal 3 tahun yang lalu. Ia menolongku.
FLASHBACK--)
Aku bertengkar hebat dengan rio. Aku marah padanya gara-gara rio jadian sama shilla. Ada perasaan hancur, cemburu, sakit, marah, kasihan, sedih, dan lain-lain. Campur aduk deh pokoknya.
"yo, aku tau shilla gimana!! Please kamu dengerin aku!" kataku
"fy, shilla nggak sejahat yang kamu kira." kata rio.
"shilla cuma mau manfaatin kamu rio, semenjak dia putus sama alvin." teriakku.
"ify, kamu dengerin aku! Shilla nggak mungkin kayak gitu ke aku. Shilla sayamg sama aku fy. Aku juga sayang sama dia." kata rio memegang pundakku. Aku langsung melepas pegangannya.
"jangan sentuh aku, kenapa kamu nggak pernah mau dengerin aku rio?" tanyaku.
"fy, bukannya aku nggak mau dengerin kamu. Tapi.."
"cukup yo! Kamu nggak pernah nganggap aku sahabat kamu kan? Makannya kamu nggak pernah mau dengerin aku!" bentakku.
"ify, aku sayang yama kamu sebagai sahabatku. Shilla nggak sejahat yang kamu kira. Please ngetiin aku fy!" kata rio lagi, memohon.
"aku juga minta pengertian kamu rio!!" kataku. Aku pergi meninggalkan rio. Aku menyebrang tapi aku nggak liat kanan kiri dulu, langsung nyebrang. Aku nggak tau kalo ada bus mau menghantam tubuhku. Tiba-tiba dari belakang.
"ifffyyy awaaas!!" teriak rio. Rio mendorongku dan aku tersungkur di trotoar. Rio, dia langsung meninggal di tempat dan berita tentang rio langsung masuk dalam media-media. Aku sedih dan sangat menyesal. Dalam pemakaman aku menangis. Shilla menatapku sinis.
"dasar cewek pembawa sial!" kata shilla sambil menjambak rambutku.
"shilla, sakiiit!" lirihku. Mamaku dan mama rio segera memisahkanku dan shilla.
"sudah nak shilla, relakan saja rio!" kata mama rio. Aku menangis di pelukan mamaku. "nak ify, maafin semua kesalahan rio ya. Shilla ini dari rio, ify ini juga dari rio." ucap mama rio memberikan dua kotak yang berbeda bungkus.
Aku membuka kotak dari rio di rumah. Isinya sebuah boneka doraemon yang ketika dipencet, boneka itu bersuara "rio sahabat ify.. Rio sahabat ify.." dengan suara doraemon yang khas. Aku menangis lagi memeluk boneka itu.
"yo, harusnya kamu nggak nolongin aku!" batinku. Maa rio masuk ke dalam kamarku.
"nak ify.."
"tante?"
"fy, kamu jangan nangis terus dfng. Rio pasti sedih ngeliat kamu!" kata maa rio yang ikut menangis.
"lah, kok tante juga nangis? Jangan dong tante, kasian rio!" ucapku.
"fy, tante pasti bakalan kangen sama cerewetnya rio. Tiap malam dia di balkon sama tante. Ngomongin kamu terus. Cerewetnya kamu, bawelnya kamu, ngambeknya kamu, baiknya kamu. Semuanya tentan kamu. Dia pernah bilang kamu sahabat terbaik buat dia," kata mama rio. Aku tersenyum.
"rio, aku sayang kamu bro!" batinku.
FLASHBACK END--)
Aku ke kelas. Aku duduk di depan paling pojok dekat jendela. Aku duduk sendiri. Bu winda masuk ke dalam kelasku.
"anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, namanya adit. Adit, ayo masuk!" ajak bu winda. Adit masuk, aku kaget dan shock. Aku menepok-nepok pipiku.
"rio?!" ucapku. Semua anak-anak menoleh ke arahku. Adit memandangku dengan tatapan aneh.
"ify, kamu kenapa?" tanya bu winda, mengelus rambutku. Tiba-tiba air mataku jatuh. Aku mengenang sosok rio.
"dasar anak aneh, baru liat adit aja udah nagis!" ucap seorang temenku.
"diam kalian semua! Ify, kamu kenapa?" tanya bu winda sekali lagi.
"ify ingat sahabat ify.. Namanya rio.. Dia tewas nolongin.. Ify!" jawabku tersedu-sedu. Adit hanya menatapku heran.
"dasar cewek pembawa sial kamu!" seru teman-temanku.
"kalian jangan ribut! Apa mau ibu hukum?" tegas bu winda. Semua diam.
'rio? Perasaan aku pernah denger tuh nama. Tapi siapa?' batin adit.
"oh, ya sudah. Mugkin kalo kamu berteman dengan adit, kamu bisa ngobati kangen kamu sama rio. Adit kamu duduk di samping ify ya!" ujar bu winda. Adit mengangguk dan tersenyum. Lalu dia duduk sebangku denganku.
"fy, kamu jangan nangis lagi ya, aku bakalan jadi sahabat kamu kok. Meskipun nggak bakal bisa gantiin rio." bisik adit padaku. Aku tak berekspresi. Lalu bu winda melanjutkan pelajaran.
bagus...=)
BalasHapusMkasih,.
BalasHapus:-D