Sabtu, 28 Agustus 2010

INDAHNYA PERSAHABATAN 2

Bel istirahat berbunyi. Semua anak-anak berhamburan keluar kelas. Aku hanya duduk dan melamun. Aku menatap kosong.
"fy, mau ke kantin nggak?" tanya adit. Aku menggeveng. "ya udah, aku beliin aja ya!" ujar adit lalu pergi ke kantin. Aku masih ingat dengan rio. Aku mengeluarkan sebuah boneka dan memencet boneka itu.
"rio sahabat ify.. Rio sahabat ify!" aku menangis lagi.
"ify, jangan nangis lagi dong! Aku sedih nih." kata seseorang.
"rio?!"
"ify, suatu saat nanti kamu bakal tau siapa itu adit." kata rio. Aku melihat rio mau memegang wajahku, seakan ia mau menghapus air mataku. Sayang itu gagal. Rio tidak bisa menyentuhku. Aku buru-buru menghapus air mataku.
"maksud kamu apa yo?" tanyaku.
"nanti kamu tau fy. Aku juga sedih ngeliat shilla nangis terus. Fy, tolong ya kamu jangan berantem lagi sama shilla. Kalo kamu kangen aku, pencet aja boneka itu." tiba-tiba rio menghilang entah kemana, dan adit datang.
"ify, tadi kamu ngomong sendiri?" tanya adit. Aku menggelen
"hm, ya udah. Nih aku bawain roti!" kata adit menyodorkan roti. Aku tersenyum dan memakan roti itu.
"fy, maaf aku lancang. Tapi aku mau nanya sama kamu. Sepenting apa kah rio, sampe kamu kayak gini? Aku rasa kamu depresi.. Maaf.." kata adit. Aku menatap adit.
"rio penting bagiku dit. Kalau aku depresi, kamu nggak mau temenan sama aku? Kamu mau membenciku seperti teman-teman yang laen?" tanyaku.
"eh.. Maksudku bukan begitu. Aku malah mau banget temenan sama kamu. Sejak ketemu kamu, bagiku kamu istimewa loh! Eh, masa' tadi aku ketemu ada cewek, tinggi, cantik sih lumayan dan dia histeris ketika dia ketemu aku. Kenapa ya?" kata adit. Aku kaget.
"mungkin itu shilla." kataku.
"shilla?" tanya adit lagi heran.
"pacarnya rio!" kataku lagi.
"ify, jangan sedih lagi dong. Kalo kamu mau cerita, cerita aja sama aku ya! Aku siap jadi pendengar kok. Eh fy, nanti aku boleh nganter kamu pulang nggak?" tanya adit. Aku tersenyum dan mengangguk. Lalu bel masuk berbunyi dan aku melanjutkan pelajaran.

Bel berbunyi. Aku bergegas pulang. Adit menarik tangankt. Aku menoleh padanya.
"fy, katanya mau pulang bareng?" tanya adit.
"oh iya, yuk!" ajakku. Lalu kami berdua pulang bersama. Disaat di parkiran...
"rio..!!" teriak seseorang. Adit menoleh, akupun menoleh.
"shilla." kataku. Shilla berlari dan langsung memeluk adit. Adit kaget.
"eh maaf, aku bukan rio!" kata adit.
"kamu rio! Rio, masa' kamu lupa sama aku? Aku pacar kamu! Aku baru jadian sama kamu sehari dan kamu tinggalin aku gitu aja selama 3 tahun?! Kemana kamu selama ini rio?" tanya shilla.
"eh beneran. Aku bukan rio!" kata adit.
"rio, kamu ngapain sih masih sama cewek sialan ini? Dia yang bikin kamu mati yo! Dan ninggalin kamu kayak gini!" kata shilla melihatku di samping adit.
"shillaaa aku bukan rioo!! Aku adiiit!" teriak adit, ia geram.
"hah?" shilla tak percaya.
"adit memang mirip rio. Tapi dia bukan rio." celetukku. Shilla tidak percaya. Ia menangis sejadi-jadinya. Lalu ia pergi. Aku sedih lagi. Entah kenapa aku ingat rio yang tadi menemuiku.
"ify, pulang yuk!" ajak adit. Aku mengangguk dan menerima helm dari adit.

Sesampai di rumahku, aku mengajak adit ke gazebo rumahku. Mamaku kaget melihat adit. Dan disana ternyata ada mama rio.
"rio?!" ucap mamaku dan mama rio.
"maaf tante, saya adit, bukan rio." kata adit tersenyum.
"adit?! Berarti kamu.."
"bukan saatnya kamu memberi tau kepada ify dan adit, manda!" bisik mamaku. Aku tak tau mama berbisik apa pada mama rio.
"berarti apa tante?" tanyaku.
"berarti, tante manda lagi inget sama rio kayaknya" sambung mamaku.
"tante, ify juga inget rio kok. Ify kangen sama rio." kataku.
"tante, kalo tante kangen sama rio, adit mau kok sering-sering ketemu tante, mama ify dan ify." kata adit tersenyum.
"hah? Benar kamu dit?" tanya mama rio. Adit mengangguk. Aku, mama dan mama rio tersenyum.
"adit pulang dulu ya tante! Besok adit kesini lagi.

Sekarang adit jadi sering ke rumahku. Mama rio jadi lebih sering tersenyum sejak ada adit. Akupun begitu. Satu per satu teman-temanku mau bergabung denganku. Ini karena adit, adit yang membuatku ceria walau kalau aku ingat rio aku suka nangis/sedih sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar